Saya juga pernah ke sana. Wujudnya penuh warna, namun akalnya merugikan. Ia bisikkan bayang-bayang kesuksesan, saya pun mulai menggoreskan tipuan akan masa depan. Betapa hebatnya ia membuat saya mabuk akan warna. Kesialan adalah saat di mana warna-warna itu berubah menjadi hitam. Barulah saya menyadarinya, Iblis membuat warna hitam terlihat seperti berlian. Saya ditipu Iblis.
Saya kira dua kota adalah hal yang sah. Satu tempat aku terlahir telanjang dan satu tempat lagi aku ditelanjangkan dunia. Dua warna itu dahulu saya goreskan di atas robekan-robekan kertas yang kemudian terbakar menjadi abu. Ah, warna-warna itu pun salah. Hanya satu hitam yang masih saya sentuh. Kulewati hari-hari bersama tangisan pilu. Iblis pun iba.
Saya tahu, pada saat itulah saya kembali melihat warna-warna. Nyatanya, Iblis menjadikan hitam sebagai landasan untuk terbang kembali. Bukan warna yang sama, tetapi tetap saja, warna. Saya tertawa bersama Iblis dan memohon maaf kepada Tuhan. Saya berkata, "saya masih di sini, mensyukuri kelok kehidupan".
#sokcoretmayoret
No comments:
Post a Comment